THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 01 Oktober 2014

Bangunan Hemat Energi "Lingkungan Arsitektur"



Nama : Alda Taqwa Wibawa
NPM : 203113595
Kelas : 2TB06

BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN



Properti yang ramah lingkungan kini tidak sekadar kebutuhan manusia. Lebih dari itu, properti yang ”hijau” dan hemat energi telah menjadi tren global yang mempercepat pergerakan roda industri properti, sekaligus simbol kemajuan teknologi
Efisiensi, kemudahan, mobilitas tinggi, serba instan atau apapun namanya merupakan bagian dari kehidupan urban. Sebuah gaya hidup yang paling diminati oleh sebagian besar orang sebagai manusia modern. Pola hidup urban dianggap dapat mendatangkan keuntungan lebih besar dari segi material, maka dari itu orang berbondong-bondong memadati perkotaan.

            Bangunan ramah lingkungan bisa juga disebut dengan Arsitektur hijau, karna pendekatan pengertian antara dua kalimat itu. Arsitektur hijau adalah sebuah pendekatan untuk membangun dengan meminimalkan efek yang berbahaya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitek atau desainer “hijau” berupaya untuk menjaga udara, air, dan bumi dengan memilih bahan bangunan dan praktek pembangunan yang ramah lingkungan. Prinsip prinsip dasar Arsitektur hijau adalah :

Prinsip dasar arsitektir hijau

1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.


Ini adalah contoh contoh bangunan hemat energy :
http://img.okeinfo.net/content/2012/10/16/474/704858/dCdl97DVKj.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeX4B57MteRFQ1IEM_94xcAjN-HwBsKTTwVKdh7T3atpYOMBxzfQa-4B-3RYVAibMmwyZcAwDD_yWX5lZ6FIG8thnjrGiXg0vQS86orQp1B388irWJv4T8-5POsNTMm9zBpDDk_TDANoI/s1600/green-arsi.jpg





Mengenal Bnagunan Hemat Energi
 
Efek Global Warming sangat berdampak bagi kelangsungan hidup manusia, mulai dari naiknya muka air laut, kerusakan ozon, efek rumah kaca, dan cuaca ekstrim yang dapat merusak lingkungan. Pembangunan yang terus berjalan juga berdampak negatif bagi lingkungan, karena tidak sedikit dalam proses pembangunan menghabiskan sumber daya alam dalam jumlah besar seperti kayu, asphalt, beton, baja, dan berbagai material lain yang limbahnya memberikan sumbangan yang tidak sedikit pada pemanasan global. Kegiatan konstruksi ternyata juga memberikan pengaruh besar pada perubahan keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area hijau, untuk itulah perlu diadakan gerakan green construction.

Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Aplikasi dari konstruksi hijau dapat berupa rumah hemat energi, dimana rumah tersebut didesain untuk mengurangi pemakaian listrik dalam pencahayaan, tata udara, serta ramah lingkungan.

Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami, sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, material ramah lingkungan, dan menerapkan pola hidup hemat energi melalui pemanfaatan sumber energi alternatif, seperti angin dan cahaya alami. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan atap surya ( atap dengan menggunakan panel surya) yang memiliki nilai ekologis tinggi yaitu suhu udara turun, pencemaran berkurang, dan ruang terbuka hijau bertambah.


           














  PERLETAKAN BANGUNAN.

http://gradika.files.wordpress.com/2010/02/green-building.jpg          1.             Pengaruh Iklim.
Iklim tropis ditandai dengan mentari yang memancarkan sinar hampir sepanjang tahun serta curah cukup banyak, berpengaruh terhadap kondisi "rumah-rumah" di Nusantara ini, seperti udara panas/kering, basah, dingin dan lembab. Hal-hal tersebut sebaiknya menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan, penentuan letak "rumah" dan pembangnan "rumah" sejak dari pondasi hingga atap "rumah".
         
 2.             Pengaruh Panas Mentari.
Sinar mentari dapat berfungsi sebagai penerangan alami di siang hari dalam "rumah". Selain itu, sinar mentari pagi dapat dimanfaatkan agar ruangan tidak terasa lembab dan pengap. Namun sinar mentari yang masuk ke dalam "rumah" perlu diperhatikan supaya tidak terlalu panas atau silau.

Untuk menggunakan bangunan Hemat energi bisa menggunakan Jenis Bahan-bahannya,yaitu:
  1. Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan. 
  2. kerangka bangunan utama dan atap, sekarang material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. illegal logging akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang .
    Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dari baja memiliki keunggulan yaitu lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
  3. Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
  4. Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

  1. Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Bahan Bangunan Mendukung hemat energi
Bangunan hemat energi merupakan bangunan yang hemat sumberdaya, sehingga tidak memerlukan pemakaian sumberdaya seperti listrik yang besar . bangunan seperti ini sangatlah baik di masa kini, dimana sekarang terutama di indonesia pembangkit listrik masih menggunakan BBM. Dengan bangunan hemat energi kita dapat mengurani penggunaan listrik yang artinya dapat menghemat persediaan minyak dunia dan juga sangat menguntung kan karena lebih ekonomis.
Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global.
Untuk menghemat pemakaian listrik, kita dapat menggunakan lampu hemat energi, mempertahankan suhu AC di 25º C, membuka tirai jendela bila memungkinkan agar terang, dan matikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrcvUAp_i7AHbkLMJXcWi8Ku0dBLAo-gk76WYxsPdBzRJ4qZ_EU493gyLivyWZl7WVQy_nF7FmNPhtAMvHeeDGOOovjuXWrLnLR40PyTDktr-1d9Ak7tRdmH0c8dR3TORSbNtxyOwvZRuA/s1600/lampu+hemat+energi.jpg Penghuni diajak memanfaatkan energi alternatif dalam memenuhi kebutuhan listrik yang murah dan praktis, serta ditunjang pengembangan teknologi energi tenaga surya, angin, atau biogas untuk bangunan rumah/ gedung.      
LAMPU HEMAT ENERGI






SEL SURYA, SUMBER LISTRIK TENAGA SURYA
http://rhazio.files.wordpress.com/2007/09/sry4.jpg         Penggunaan material lokal justru akan lebih menghemat biaya (biaya produksi, angkutan). Kreativitas desain sangat dibutuhkan untuk menghasilkan bangunan berbahan lokal menjadi lebih menarik, keunikan khas lokal, dan mudah diganti dan diperoleh dari tempat sekitar. Perpaduan material batu kali atau batu bata untuk fondasi dan dinding, dinding dari kayu atau gedeg modern (bambu), atap genteng, dan lantai teraso tidak kalah bagus dengan bangunan berdinding beton dan kaca, rangka dan atap baja, serta lantai keramik, marmer, atau granit. Motif dan ornamen lokal pada dekoratif.     

         Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang  free maintenance. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Panel surya ini berguna untuk menyerap sinar matahari dan kemudian dijadikan arus listrik yang akan di charge ke baterai atau aki dan kemudian diapak konsumen. Adapun rangkaian kontroler pada penggunaan pembangkit listrik tenaga surya ini yang berguna untuk menghentikan charge baterai bila baterai sudah penuh. Biasanya panel surya dipasang secara statis di tempat yang agak luas dan biasanya diarahkan ke utara agar cahaya yang diserap oleh panel surya ini lebih banyak dan arus yang dihasilkan pun lebih banyak dan lebih efisien. Sebenarnya, untuk mendapatkan energi listrik yang jauh lebih optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya.



SELURUH KOMPONEN TERBUAT DARI BAMBU

http://omahgedeg.files.wordpress.com/2012/07/017b-ecolodge-bridge.jpgPemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.















 Dari penjelasan diatas selebihnya bisa ditambahkan dengan Bnagunan Hijau yang pengaruh dalam Bangunan Hemat Energi, kita sudah tau pendekatan arti dari kedua tema tersebut, maka kita akan tau apa arti dari Bangunan Hemat Energi itu sendiri.
          Bangunan hijau (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan berkelanjutan) mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.[1]
Meski teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi praktik penciptaan struktur hijau saat ini, tujuan utamanya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alami dengan:
·         Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien
·         Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
·         Mengurangi limbah, polusi.
Ada konsep sejenis bernama bangunan alami yang biasanya berukuran lebih kecil dan cenderung fokus pada penggunaan bahan alami yang tersedia di daerah sekitarnya.[2] Konsep yang lain yaitu desain berkelanjutan dan arsitektur hijau. Keberlanjutan dapat diartikan sebagai memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan memenuhi kebutuhan mereka.[3] Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah pembaharuan rumah yang sudah ada.
Laporan U.S. General Services Administration tahun 2009 menemukan 12 bangunan yang dirancang secara berkelanjutan membutuhkan biaya yang lebih sedikit untuk beroperasi dan memiliki performa energi yang sangat baik. Selain itu, penghuni lebih puas dengan keseluruhan bangunan ini dibandingkan dengan di bangunan komersial biasa.








Ini adalah contoh dari bangunan hijau diseluruh dunia :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhyENRwlKs7jzreKuNnNWF31DdVDEIXKZ7_MEkX78PeV2T3I36S10HDoFHlXjrdI2C_yAUYqJb7_Nd_8wsXhz1Lp2rH3HXONaRGeM_NYVEyj2NuQ1HnmBsFRzlKGdtJChKP9J5-L3hDKw/s320/2008-01-25-greenbuilding.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrd5hdCIklaA_Ab3UyBlm3qEjvlPJecegJ7D52r-uGjfJCYH71hLEeC9uXOOf8RRSFPSEAoI4R1gQnwZZ0SsaeMrhD-D77ZRxAHqBDGYYJ82EAXoIrJdMiyybhJ4cfftu_yxY6nqIMAng4/s1600/Green-architecture-building-2.jpg




Sumber :






Nama : Alda Taqwa Wibawa
NPM : 203113595
Kelas : 2TB06

BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN



Properti yang ramah lingkungan kini tidak sekadar kebutuhan manusia. Lebih dari itu, properti yang ”hijau” dan hemat energi telah menjadi tren global yang mempercepat pergerakan roda industri properti, sekaligus simbol kemajuan teknologi
Efisiensi, kemudahan, mobilitas tinggi, serba instan atau apapun namanya merupakan bagian dari kehidupan urban. Sebuah gaya hidup yang paling diminati oleh sebagian besar orang sebagai manusia modern. Pola hidup urban dianggap dapat mendatangkan keuntungan lebih besar dari segi material, maka dari itu orang berbondong-bondong memadati perkotaan.

            Bangunan ramah lingkungan bisa juga disebut dengan Arsitektur hijau, karna pendekatan pengertian antara dua kalimat itu. Arsitektur hijau adalah sebuah pendekatan untuk membangun dengan meminimalkan efek yang berbahaya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitek atau desainer “hijau” berupaya untuk menjaga udara, air, dan bumi dengan memilih bahan bangunan dan praktek pembangunan yang ramah lingkungan. Prinsip prinsip dasar Arsitektur hijau adalah :

Prinsip dasar arsitektir hijau

1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.


Ini adalah contoh contoh bangunan hemat energy :



 Mengenal Bnagunan Hemat Energi
 
Efek Global Warming sangat berdampak bagi kelangsungan hidup manusia, mulai dari naiknya muka air laut, kerusakan ozon, efek rumah kaca, dan cuaca ekstrim yang dapat merusak lingkungan. Pembangunan yang terus berjalan juga berdampak negatif bagi lingkungan, karena tidak sedikit dalam proses pembangunan menghabiskan sumber daya alam dalam jumlah besar seperti kayu, asphalt, beton, baja, dan berbagai material lain yang limbahnya memberikan sumbangan yang tidak sedikit pada pemanasan global. Kegiatan konstruksi ternyata juga memberikan pengaruh besar pada perubahan keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area hijau, untuk itulah perlu diadakan gerakan green construction.

Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Aplikasi dari konstruksi hijau dapat berupa rumah hemat energi, dimana rumah tersebut didesain untuk mengurangi pemakaian listrik dalam pencahayaan, tata udara, serta ramah lingkungan.

Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami, sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, material ramah lingkungan, dan menerapkan pola hidup hemat energi melalui pemanfaatan sumber energi alternatif, seperti angin dan cahaya alami. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan atap surya ( atap dengan menggunakan panel surya) yang memiliki nilai ekologis tinggi yaitu suhu udara turun, pencemaran berkurang, dan ruang terbuka hijau bertambah.


           










                      PERLETAKAN BANGUNAN.

          1.             Pengaruh Iklim.
Iklim tropis ditandai dengan mentari yang memancarkan sinar hampir sepanjang tahun serta curah cukup banyak, berpengaruh terhadap kondisi "rumah-rumah" di Nusantara ini, seperti udara panas/kering, basah, dingin dan lembab. Hal-hal tersebut sebaiknya menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan, penentuan letak "rumah" dan pembangnan "rumah" sejak dari pondasi hingga atap "rumah".
         
 2.             Pengaruh Panas Mentari.
Sinar mentari dapat berfungsi sebagai penerangan alami di siang hari dalam "rumah". Selain itu, sinar mentari pagi dapat dimanfaatkan agar ruangan tidak terasa lembab dan pengap. Namun sinar mentari yang masuk ke dalam "rumah" perlu diperhatikan supaya tidak terlalu panas atau silau.

Untuk menggunakan bangunan Hemat energi bisa menggunakan Jenis Bahan-bahannya,yaitu:
  1. Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan. 
  2. kerangka bangunan utama dan atap, sekarang material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. illegal logging akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang .
    Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dari baja memiliki keunggulan yaitu lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
  3. Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
  4. Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

  1. Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Bahan Bangunan Mendukung hemat energi
Bangunan hemat energi merupakan bangunan yang hemat sumberdaya, sehingga tidak memerlukan pemakaian sumberdaya seperti listrik yang besar . bangunan seperti ini sangatlah baik di masa kini, dimana sekarang terutama di indonesia pembangkit listrik masih menggunakan BBM. Dengan bangunan hemat energi kita dapat mengurani penggunaan listrik yang artinya dapat menghemat persediaan minyak dunia dan juga sangat menguntung kan karena lebih ekonomis.
Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global.
Untuk menghemat pemakaian listrik, kita dapat menggunakan lampu hemat energi, mempertahankan suhu AC di 25º C, membuka tirai jendela bila memungkinkan agar terang, dan matikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan.
Penghuni diajak memanfaatkan energi alternatif dalam memenuhi kebutuhan listrik yang murah dan praktis, serta ditunjang pengembangan teknologi energi tenaga surya, angin, atau biogas untuk bangunan rumah/ gedung.      
LAMPU HEMAT ENERGI




SEL SURYA, SUMBER LISTRIK TENAGA SURYA
Description: https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTywbqzfixSB2X2Z4CsNZIAN9qOtdcbLM6miArjNeI2-jNLDVMjR6bhECpP         Penggunaan material lokal justru akan lebih menghemat biaya (biaya produksi, angkutan). Kreativitas desain sangat dibutuhkan untuk menghasilkan bangunan berbahan lokal menjadi lebih menarik, keunikan khas lokal, dan mudah diganti dan diperoleh dari tempat sekitar. Perpaduan material batu kali atau batu bata untuk fondasi dan dinding, dinding dari kayu atau gedeg modern (bambu), atap genteng, dan lantai teraso tidak kalah bagus dengan bangunan berdinding beton dan kaca, rangka dan atap baja, serta lantai keramik, marmer, atau granit. Motif dan ornamen lokal pada dekoratif.     

         Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang  free maintenance. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Panel surya ini berguna untuk menyerap sinar matahari dan kemudian dijadikan arus listrik yang akan di charge ke baterai atau aki dan kemudian diapak konsumen. Adapun rangkaian kontroler pada penggunaan pembangkit listrik tenaga surya ini yang berguna untuk menghentikan charge baterai bila baterai sudah penuh. Biasanya panel surya dipasang secara statis di tempat yang agak luas dan biasanya diarahkan ke utara agar cahaya yang diserap oleh panel surya ini lebih banyak dan arus yang dihasilkan pun lebih banyak dan lebih efisien. Sebenarnya, untuk mendapatkan energi listrik yang jauh lebih optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya.Description: http://levinhalim308.files.wordpress.com/2011/08/sry4.jpg



SELURUH KOMPONEN TERBUAT DARI BAMBU

Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.Description: https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSDgjB2zILF0TRdU8G3LJ6gI0mQCXTA0QRo4-CtG8y7vtpPshbKqtbeaMqI2g

















Dari penjelasan diatas selebihnya bisa ditambahkan dengan Bnagunan Hijau yang pengaruh dalam Bangunan Hemat Energi, kita sudah tau pendekatan arti dari kedua tema tersebut, maka kita akan tau apa arti dari Bangunan Hemat Energi itu sendiri.
          Bangunan hijau (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan berkelanjutan) mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.[1]
Meski teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi praktik penciptaan struktur hijau saat ini, tujuan utamanya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alami dengan:
·         Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien
·         Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
·         Mengurangi limbah, polusi.
Ada konsep sejenis bernama bangunan alami yang biasanya berukuran lebih kecil dan cenderung fokus pada penggunaan bahan alami yang tersedia di daerah sekitarnya.[2] Konsep yang lain yaitu desain berkelanjutan dan arsitektur hijau. Keberlanjutan dapat diartikan sebagai memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan memenuhi kebutuhan mereka.[3] Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah pembaharuan rumah yang sudah ada.
Laporan U.S. General Services Administration tahun 2009 menemukan 12 bangunan yang dirancang secara berkelanjutan membutuhkan biaya yang lebih sedikit untuk beroperasi dan memiliki performa energi yang sangat baik. Selain itu, penghuni lebih puas dengan keseluruhan bangunan ini dibandingkan dengan di bangunan komersial biasa.








Ini adalah contoh dari bangunan hijau diseluruh dunia :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrd5hdCIklaA_Ab3UyBlm3qEjvlPJecegJ7D52r-uGjfJCYH71hLEeC9uXOOf8RRSFPSEAoI4R1gQnwZZ0SsaeMrhD-D77ZRxAHqBDGYYJ82EAXoIrJdMiyybhJ4cfftu_yxY6nqIMAng4/s320/Green-architecture-building-2.jpgDescription: https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSvA4Egr3xTxC-t7LQbo9fy-vzdVyNYQqCe78QZpfWqaniq6FDwjHEnJ5c




Sumber :