Nama : Alda Taqwa Wibawa
NPM : 203113595
Kelas : 2TB06
BANGUNAN
RAMAH LINGKUNGAN
Properti yang ramah lingkungan kini
tidak sekadar kebutuhan manusia. Lebih dari itu, properti yang ”hijau” dan
hemat energi telah menjadi tren global yang mempercepat pergerakan roda
industri properti, sekaligus simbol kemajuan teknologi
Efisiensi, kemudahan, mobilitas
tinggi, serba instan atau apapun namanya merupakan bagian dari kehidupan urban.
Sebuah gaya hidup yang paling diminati oleh sebagian besar orang sebagai manusia
modern. Pola hidup urban dianggap dapat mendatangkan keuntungan lebih besar
dari segi material, maka dari itu orang berbondong-bondong memadati perkotaan.
Bangunan
ramah lingkungan bisa juga disebut dengan Arsitektur hijau, karna pendekatan
pengertian antara dua kalimat itu. Arsitektur hijau adalah sebuah
pendekatan untuk membangun dengan meminimalkan efek yang berbahaya pada
kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitek atau desainer “hijau” berupaya untuk
menjaga udara, air, dan bumi dengan memilih bahan bangunan dan praktek
pembangunan yang ramah lingkungan. Prinsip prinsip dasar Arsitektur hijau
adalah :
Prinsip dasar arsitektir hijau
1. Hemat energi / Conserving energy
: Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi
listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim /
Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku
di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources :
mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar
sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
Penggunaan material bangunan yang
tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negative bagi
kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site :
Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak
aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya
masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari
bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan
semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip –
prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku,
artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
Ini adalah contoh contoh bangunan
hemat energy :
Mengenal Bnagunan Hemat
Energi
Efek Global Warming sangat berdampak bagi
kelangsungan hidup manusia, mulai dari naiknya muka air laut, kerusakan ozon,
efek rumah kaca, dan cuaca ekstrim yang dapat merusak lingkungan. Pembangunan
yang terus berjalan juga berdampak negatif bagi lingkungan, karena tidak
sedikit dalam proses pembangunan menghabiskan sumber daya alam dalam jumlah
besar seperti kayu, asphalt, beton, baja, dan berbagai material lain yang
limbahnya memberikan sumbangan yang tidak sedikit pada pemanasan global. Kegiatan
konstruksi ternyata juga memberikan pengaruh besar pada perubahan keseimbangan
ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area hijau, untuk itulah
perlu diadakan gerakan green construction.
Green
construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang
mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian
energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Aplikasi dari konstruksi hijau
dapat berupa rumah hemat energi, dimana rumah tersebut didesain untuk
mengurangi pemakaian listrik dalam pencahayaan, tata udara, serta ramah
lingkungan.
Desain
rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara
dan cahaya alami, sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi
udara pada siang hari. Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun,
layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan,
material ramah lingkungan, dan menerapkan pola hidup hemat energi melalui
pemanfaatan sumber energi alternatif, seperti angin dan cahaya alami. Atap-atap
bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan atap surya ( atap
dengan menggunakan panel surya) yang memiliki nilai ekologis tinggi yaitu suhu
udara turun, pencemaran berkurang, dan ruang terbuka hijau bertambah.
PERLETAKAN BANGUNAN.
Iklim
tropis ditandai dengan mentari yang memancarkan sinar hampir sepanjang tahun
serta curah cukup banyak, berpengaruh terhadap kondisi "rumah-rumah"
di Nusantara ini, seperti udara panas/kering, basah, dingin dan lembab. Hal-hal
tersebut sebaiknya menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan, penentuan
letak "rumah" dan pembangnan "rumah" sejak dari pondasi
hingga atap "rumah".
2.
Pengaruh Panas Mentari.
Sinar
mentari dapat berfungsi sebagai penerangan alami di siang hari dalam
"rumah". Selain itu, sinar mentari pagi dapat dimanfaatkan agar
ruangan tidak terasa lembab dan pengap. Namun sinar mentari yang masuk ke dalam
"rumah" perlu diperhatikan supaya tidak terlalu panas atau silau.
Untuk menggunakan bangunan Hemat
energi bisa menggunakan Jenis Bahan-bahannya,yaitu:
- Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
- kerangka bangunan utama dan atap, sekarang material
kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. illegal logging akibat
pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan
kayu mulai berkurang .
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dari baja memiliki keunggulan yaitu lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil. - Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
- Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
- Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan.
Bahan Bangunan Mendukung hemat energi
Bangunan
hemat energi merupakan bangunan yang hemat sumberdaya, sehingga tidak
memerlukan pemakaian sumberdaya seperti listrik yang besar . bangunan seperti
ini sangatlah baik di masa kini, dimana sekarang terutama di indonesia
pembangkit listrik masih menggunakan BBM. Dengan bangunan hemat energi kita
dapat mengurani penggunaan listrik yang artinya dapat menghemat persediaan
minyak dunia dan juga sangat menguntung kan karena lebih ekonomis.
Pembangunan
bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak
luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property),
bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office),
hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan untuk turut
mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global.
Untuk
menghemat pemakaian listrik, kita dapat menggunakan lampu hemat energi,
mempertahankan suhu AC di 25º C, membuka tirai jendela bila memungkinkan agar
terang, dan matikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan.
Penghuni diajak memanfaatkan energi alternatif
dalam memenuhi kebutuhan listrik yang murah dan praktis, serta ditunjang
pengembangan teknologi energi tenaga surya, angin, atau biogas untuk bangunan
rumah/ gedung.
LAMPU HEMAT ENERGI
SEL SURYA, SUMBER LISTRIK TENAGA
SURYA
Penggunaan material lokal justru akan
lebih menghemat biaya (biaya produksi, angkutan). Kreativitas desain sangat
dibutuhkan untuk menghasilkan bangunan berbahan lokal menjadi lebih menarik,
keunikan khas lokal, dan mudah diganti dan diperoleh dari tempat sekitar.
Perpaduan material batu kali atau batu bata untuk fondasi dan dinding, dinding
dari kayu atau gedeg modern (bambu), atap genteng, dan lantai teraso tidak
kalah bagus dengan bangunan berdinding beton dan kaca, rangka dan atap baja,
serta lantai keramik, marmer, atau granit. Motif dan ornamen lokal pada
dekoratif.
Sistem sel surya yang digunakan di
permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian
(charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang free maintenance. Panel sel surya merupakan
modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan
paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Panel surya ini
berguna untuk menyerap sinar matahari dan kemudian dijadikan arus listrik yang
akan di charge ke baterai atau aki dan kemudian diapak konsumen. Adapun
rangkaian kontroler pada penggunaan pembangkit listrik tenaga surya ini yang
berguna untuk menghentikan charge baterai bila baterai sudah penuh. Biasanya
panel surya dipasang secara statis di tempat yang agak luas dan biasanya
diarahkan ke utara agar cahaya yang diserap oleh panel surya ini lebih banyak
dan arus yang dihasilkan pun lebih banyak dan lebih efisien. Sebenarnya, untuk
mendapatkan energi listrik yang jauh lebih optimal, sistem sel surya itu masih
harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah
permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak
lurus pada panel suryanya.
SELURUH KOMPONEN TERBUAT
DARI BAMBU
Pemanfaatan material bekas
atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang
indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga
tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan
dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan
tetap kuat.
Dari
penjelasan diatas selebihnya bisa ditambahkan dengan Bnagunan Hijau yang
pengaruh dalam Bangunan Hemat Energi, kita sudah tau pendekatan arti dari kedua
tema tersebut, maka kita akan tau apa arti dari Bangunan Hemat Energi itu
sendiri.
Bangunan hijau (juga dikenal sebagai konstruksi hijau
atau bangunan berkelanjutan) mengarah pada struktur dan pemakaian proses
yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang
siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain,
konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini
memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas,
durabilitas, dan kenyamanan.[1]
Meski
teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi praktik penciptaan struktur
hijau saat ini, tujuan utamanya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk
mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
alami dengan:
·
Menggunakan energi,
air, dan sumber daya lain secara efisien
·
Melindungi
kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
·
Mengurangi limbah,
polusi.
Ada
konsep sejenis bernama bangunan alami yang
biasanya berukuran lebih kecil dan cenderung fokus pada penggunaan bahan alami yang
tersedia di daerah sekitarnya.[2] Konsep yang lain yaitu desain
berkelanjutan dan arsitektur hijau. Keberlanjutan dapat diartikan sebagai memenuhi
kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan
memenuhi kebutuhan mereka.[3] Bangunan hijau tidak secara khusus menangani
masalah pembaharuan rumah yang sudah ada.
Laporan
U.S. General Services Administration tahun 2009 menemukan 12 bangunan yang
dirancang secara berkelanjutan membutuhkan biaya yang lebih sedikit untuk
beroperasi dan memiliki performa energi yang sangat baik. Selain itu, penghuni
lebih puas dengan keseluruhan bangunan ini dibandingkan dengan di bangunan
komersial biasa.
Ini adalah contoh dari bangunan hijau diseluruh dunia :
Sumber :