KAWASAN SEKITAR
KEBUN RAYA BOGOR
ALDHA TAQWA WIBAWA
20313595
JURUSAN ARSITEKTUR
BAB 1
PENDAHULUAN
Kebun Raya
Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia.
Luasnya mencapai 87 hektaree dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan
tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata,
terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar
pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium
Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA. Kebun
Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman
buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu
ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat
memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula
samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara).
Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya
pada pertengahan abad ke-18.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari
seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur
Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap
keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan
yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan
kebun-kebun yang lain. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni,
dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik
menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan
untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor,
yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu
khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium.
Sekitar 47 hektaree tanah di
sekitar Istana Bogor dan bekas samida di jadikan
lahan pertama untuk kebun botani. Kesempatan ini digunakannya untuk
mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian danhortikultura di Indonesia. Pada masa itu
diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut. Pada mulanya kebun
ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang
akan diperkenalkan ke Hindia Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan
sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905 Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan
pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor. Usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di
Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di
antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu
besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di
Kebun Raya yaitu:
·
Kebun
Percobaan
·
Perpustakaan
Fotografi dan Tata Usaha
BAB
II
TELAAH
PUSTAKA
Keanekaragaman
hayati atau biodiversitas (biological divercity) adalah berbagai macam variasi
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang tampak pada berbagai tingkatan
persekutuaan mahluk hidup yang meliputi tingkatan ekoistem, tingkatan jenis
(spesies), dan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman hayati melingkupi
berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat
yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies,
maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman
hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis,
dan keanekaragaman ekosistem.
Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: keanekaragaman gen (genetik),
keanekaragaman spesies (jenis), dan keanekaragaman ekosistem. Fungsi
keanekaragaman hayati yaitu:
1.
Sumber penghidupan
dan kelangsungan hidup manusia karena bahan sandang, pangan, papan,
obat-obatan, dan kebutuhan hidup lain berasal dari sana.
2.
Sumber ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3.
Pengembangan sosial
budaya umat manusia.
4.
Membangkitkan nuansa
keindahan yang mencerminkan kehebatan sang pencipta.
Menurunnya keanekaragaman hayati yang menyebabkan semakin
sedikit pula manfaat yang dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman
hayati dapat dicegah dengan cara melakukan pelestarian (konservasi)
keanekaragaman hayati. Agar keanekaragaman makhluk hidup dapat terus lestari
dan mampu memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada manusia, pemanfaatannya
harus secara bijaksana.
Perlindungan (konservasi)
keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi flora dan fauna dari ancaman
kepunahan. Konservasi dibagi dua
macam, yaitu:
1. In Situ
In
situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli.
Misalnya memelihara ikan yang terdapat di suatu danau yang dilakukan di danau
tersebut, tidak dibawa ke danau lain atau sungai. Ini dilakukan agar
lingkungannya tetap sesuai dengan lingkungan alaminya. Meliputi 7 kategori,
yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman laut, taman buru, hutan, atau taman
wisata, taman provinsi, dan taman nasional.
2. Ex Situ
Ex
situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli,
namun kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan hewan
di kebun binatang merupakan upaya pemeliharaan ex situ. Jika berhasil
dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat
aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara ex situ, jalak Bali
dilepaskan ke habitat aslinya di Bali. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya
Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.
Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk
menghimpun tumbuhan dari berbagai tempat untuk dilestarikan. Selain itu, kebun
raya ialah Kebun rata Bogor dan Kebun Raya Ppurwodadi (Jawa Timur). Masyarakat
awam hendaknya tidak memelihara hewan atau tumbuhan langka yang rawan punah.
Memelihara burung, kera, atau orang utan di rumah akan menyebabkan hewan hewan
tersebut semakin cepat punah. Sebaiknya, hewan tersebut dibiarkan hidup secara
alami atau diserahkan pemeliharaannya kepada orang yang ahli agar ditangkarkan
dan kemudian dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kita dapat berperan serta
untuk melestarikannya dengan memelihara hewan atau tumbuhan hasil penangkaran
atau budi daya, misalnya burung kenari, ikan hias, tanaman hias, kucing dan
anjing.
BAB III
GAMBARAN KAWASAN DAN CAGAR BUDAYA
Pemerintah kota
Bogor, Jawa Barat seakan terus memperbaiki infrastrukturnya. Baru-baru ini, Wali
Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto meresmikan jalur pedestrian Kebun Raya Bogor
atau jalur pejalan kaki di kawasan Kebun Raya Bogor.
Sekilas tentang Pedestrian Kebun Raya Bogor Pedestrian Kebun Raya Bogor baru
diresmikan tanggal 15 Januari 2017. Kehadiran infrastruktur trotoar seputar
Kebun Raya dan Istana Bogor ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan
wisatawan untuk datang ke kota hujan.Respons
yang Menyelimuti Pedestrian Kebun Raya Bogor
Kehadiran
Pedestrian Kebun Raya Bogor tak hanya
menuai respons positif, namun ada juga beberapa respons negatif mengenai
kurangnya kenyamanan fasilitas publik ini. Respons negatif datang dari beberapa
masyarakat yang menganggap jika beberapa titik di jalur pedestrian ini masih
terhalang tiang rambu-rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan umum, pelican crossing, dan hydrant atau
pipa pemadam kebakaran hingga pohon.
Tak hanya itu,
minimnya zebra cross dan jembatan penyeberangan orang (JPO)
juga menjadi respons negatif selanjutnya. Meskipun respons negatif tetap menyelimuti jalur
Pedestrian Kebun Raya Bogor ini, namun kamu tak boleh lupa manfaat yang coba
diusung pemerintah kota Bogor. Trotoar yang
berada di pusat kota yang mengelilingi istana dan kebun raya ini punya manfaat
yang jelas baik dan positif, seperti sebagai sarana untuk lari, jogging, bersepeda,
serta aktivitas olahraga lainnya.
Gambar
3.1 Jalur Pedestrian Kawasan Kebun Raya Bogor
3.1
Kawasan Arsitektur Kebun Raya Bogor
Kebun
Raya Bogor adalah landmark kota Bogor, tepat berada ditengah – tengah kota
Bogor dengan dikelilingi oleh bangunan – bangunan bersejarah, bangunan modern
atau bangunan komersial, diantaranya adalah :
1.
Sekolah
Regina Pacis
2.
Gereja Katedral Bogor
3.
Kantor Pos Juanda
4.
Hotel Salak Bogor
5.
Lapangan Sempur
6.
Museum Zoologi
Gambar
3.2 Map Kota Bogor (Kebun Raya)
3.2
Elemen Arsitektural Dalam Bangunan Kebun Raya Bogor
Ada
beberapa bangunan yang sejak jaman belanda sudah ada atau peninggalan jaman
belanda, contohnya adalah
1.
Sekolah
Regina Pacis
Gambar
3.3 Sekolah Regina Pacis
Sekolah Regina Pacis Bogor merupakan sekolah yang didirikan
pada bulan Juli 1955 di dalam lingkup Keuskupan Bogor. Beralamat di Jl. Ir. H. Juanda no 2, Bogor, Bangunan ini
ditandai dengan fasad dan bentukan bangunan bergaya pra sejarah seperti di
jaman belanda.
2.
Gereja
Katedral Bogor
Gambar
3.4 Gereja Katedral Bogor
Gereja Katedral yang
berlokasi di Jalan Kapten Muslihat, di pertigaan pangkal jalan
sebelum Taman topi dan di samping bangunan SMP/SMA 1 Bogor
dibangun 1896. Sedangkan Gereja Zebaoth yang juga populer disebut “gereja ayam”
karena patung ayam di puncak menaranya ini dibangun tahun 1920
dan pada tahun 1948 dialihkan ke Sinode GPIB dari kepengurusan
Belanda.
3.
Kantor
Pos Juanda
Gambar
3.5 Kantor Pos Juanda
kantor pos ini berada di Jalan
Juanda, Bogor. Kantor pos ini juga merupakan
kantor pos besar/utama di Bogor sejak dulu hingga sekarang.
Kantor Pos besar ini dulu adalah Gereja pertama di Kota Bogor
(Buitenzorg) , dibangun tahun 1845 dan digunakan bergantian
oleh pemeluk Katolik maupun Protestan. Namun karena sudah banyak penduduk
dan masing-masing membuat gereja sendiri yaitu Gereja Katedral untuk Katolik
dan Gereja Zebaoth untuk Protestan di lokasi yang tidak jauh, maka
Pemerintah Belanda menjadikannya kantor pos.
4.
Hotel
Salak
Gambar
3.6 Hotel Salak
Hotel Salak The
Heritage yang dibangun pada tahun 1856 dengan nama Hotel Dibbets. Dibbets
merupakan nama pengusaha asal Belanda yang memiliki hubungan dengan pejabat-pejabat
di Istana Bogor.
5.
Lapangan
Sempur
Gambar
3.7 Lapangan Sempur
Sebelum
tahun 1900-an, Sempur adalah sebuah kawasan yang dinamakan Kedung Halang dan
mencakup Sempur Kidul, Sempur Kaler, Kampung Rambutan, Lebak Pilar, Taman
Kencana serta beberapa daerah di sekitarnya. Sempur adalah sebuah kawasan pengembangan dari
pemukiman Belanda yang pada awalannya terpusat pada Istana Bogor dan selalu meluas ke lokasi-lokasi yang ada disekitarnya.
Pada waktu itu Sempur memang merupakan sebuah
tempat kosong. Lapangan yang membentang luas di antara lokasi perbukitan yang
mengarah ke Timur menuju Taman Kencana, Kebun Raya di samping Selatan, serta
dearah Jalan Soedirman dari arah Barat yang dibelah oleh Sungai Ciliwung.
6.
Museum Zoologi
Gambar
3.8 Museum Zoologi
Museum ini didirikan tahun 1894 bernama Landbouw
Zoologisch Laboratorium, digagas oleh J.C. Koningsberger, ahli botani
jerman. Pada tahun 1906, museum ini berubah nama menjadi Zoologisc Museum
and Wekplaats, dan empat tahun kemudian, berganti lagi
menjadi Zoologisch Museum en Laboratorium. Nah, pada masa kemerdekaan,
museum ini diberi nama Museum Zoologicum Bogoriense, dan pasca 1947
pemerintah mengganti nama menjadi bahasa Indonesia bernama Museum
Zoologi Bogor.
BAB
IV
ULASAN
PENANGANAN PELESTARIAN
Agar
keanekaragaman makhluk hidup dapat terus lestari dan mampu memberi manfaat yang
sebesar-besarnya kepada manusia, pemanfaatannya harus secara bijaksana.
Beberapa usaha penyelamatan dan pelestarian keanekaragaman makhluk hidup
sebagai berikut.
1. Sistem tebang pilih dengan cara
memilih tanaman yang bila ditebang tidak sangat berpengaruh terhadap ekosistem.
2. Peremajaan tanaman dilakukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan hasil dengan mempersiapkan tanaman pengganti.
3. Penangkapan musiman yang dilakukan
pada saat populasi hewan paling banyak dan tidak pada saat kondisi yang dapat
mengakibatkan kepunahan. Contohnya tidak berburu pada saat musim berkembang
biak.
4. Pembuatan cagar alam dan tempat
perlindungan bagi tumbuhan dan hewan langka seperti suaka margasatwa dan taman
nasional. Tempat-tempat tersebut melindungi flora atau fauna yang sudah
terancam punah.
Perlindungan
(konservasi) keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi flora dan fauna
dari ancaman kepunahan. Konservasi dibagi dua macam, yaitu:
1. In Situ
In situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli.
Misalnya memelihara ikan yang terdapat di suatu danau yang dilakukan di danau
tersebut, tidak dibawa ke danau lain atau sungai. Ini dilakukan agar lingkungannya
tetap sesuai dengan lingkungan alaminya. Meliputi 7 kategori, yaitu cagar alam,
suaka margasatwa, taman laut, taman buru, hutan, atau taman wisata, taman
provinsi, dan taman nasional.
2. Ex Situ
Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat
asli, namun kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan
hewan di kebun binatang merupakan upaya pemeliharaan ex situ. Jika berhasil
dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat aslinya.
Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara ex situ, jalak Bali dilepaskan ke
habitat aslinya di Bali. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya Bogor dan
konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.
Upaya
melestarikannya juga meliputi ekosistem di suatu wilayah. Perlindungan tersebut
di antaranya:
1. Cagar Alam
Cagar alam adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah apa adanya.
Perkembangannya terjadi secara proses alami. Manusia dilarang memasukinya tanpa
izin khusus. Cagar alam bertujuan untuk:
a. melindungi ciri khas tumbuhan,
hewan, dan ekosistem alami
b. mempertahankan keanekaragaman gen
c. menjamin pemanfaatan ekosistem
secara berkesinambunga
d. memelihara proses ekologi
Contohnya Cagar Alam Pangandaran (Jawa Barat).
2. Suaka Margasatwa
Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan tertentu.
Satwa langka dilindungi oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya
harus memiliki izin khusus.
3. Taman Nasional
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem
asli. Taman nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga
berfungsi melindungi ekosistem, melestarikan keanekaragam flora dan fauna, dan
melestarikan pemanfaatan sumber daya alam hayati.
Beberapa taman nasional tersebut misalnya Taman Nasional (TN) Gunung
Leuseur (Aceh dan Sumatera Utara), TN Kerinci Seblat (Sumatera Selatan dan
Bengkulu), TN Bukit Barisan Selatan (Bengkulu dan Lampung), TN Ujung Kulon
(Banten), TN Gunung Gede Pangrango (Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat), TN
Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), TN Bromo Tengger (Jawa Timur), TN Meru Betiri
(Jawa Timur), TN Baluran (Banyuwangi, Jawa Timur), TN Bali Barat, TN Komodo
(Nusa Tenggara Barat) dan TN Tanjung Puting (Kalimantan Tengah).
4. Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang memiliki keanekaragaman flora dan
fauna yang tinggi dan indah. Kawasan ini dijadikan sebagai konservasi alam,
misalnya Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.
Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin
kelangsungan hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Konservasi alam
meliputi tiga hal, yaitu:
a. perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem
penyangga kehidupan. Misalnya, perlindungan siklus udara dan air.
b. pelestarian, melestarikan sumber
daya alam dan keanekaragam hayati
c. pemanfaatan, memanfaatkan secara
bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
5. Hutan Lindung
Hutan lindung biasanya terletak di daerah pegunungan. Hutan tersebut
berfungsi sebagai resapan air. Hal ini untuk mengatur tata air dan menjaga agar
tidak terjadi erosi.
6. Kebun Raya
Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk menghimpun tumbuhan dari
berbagai tempat untuk dilestarikan. Selain itu, kebun raya ialah Kebun rata
Bogor dan Kebun Raya Ppurwodadi (Jawa Timur)
Masyarakat
awam hendaknya tidak memelihara hewan atau tumbuhan langka yang rawan punah.
Memelihara burung, kera, atau orang utan di rumah akan menyebabkan hewan hewan
tersebut semakin cepat punah. Sebaiknya, hewan tersebut dibiarkan hidup secara
alami atau diserahkan pemeliharaannya kepada orang yang ahli agar ditangkarkan
dan kemudian dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kita dapat berperan serta
untuk melestarikannya dengan memelihara hewan atau tumbuhan hasil penangkaran
atau budi daya, misalnya burung kenari, ikan hias, tanaman hias, kucing dan
anjing.
Kita dapat
membantu melestarikan keanekaragaman makhluk hidup dengan cara:
a. tidak
membunuh hewan dan tumbuhan liar
b. tidak
mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka
c. sewaktu
bertamasya atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian lingkungan, tidak
membawa pulang hewan dan tumbuhan langka
d. tidak
membuang sampah di sembarang tempat, karena dapat mengganggu kesehatan hewan
jika termakan hewan tersebut
e. tidak
membuang limbah ke lingkungan, misal limbah rumah tangga atau pestisida, karena
dapat membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan
tersebut.
Daftar Pustaka